Hukum dan Peraturan Taurat

Unordered List

Monday 15 February 2016

C. AMANAT PENTATEUKH 'Pentateukh harus diakui sebagai suatu sumber yg memberikan kepada Israel makna dan apa yg menyebabkan hidup Israel itu. Di sini dinyatakan melalui cerita, syair, nubuat dan hukum apa yg dikehendaki Allah mengenai tugas Israel di dunia ini' (A Bentzen, Introduction to the Old Testament2, 1952, 2, hlm 77). Sebagai laporan pernyataan dan jawab, Pentateukh memberi kesaksian mengenai tindakan-tindakan penyelamatan oleh Allah, Tuhan yg berdaulat atas sejarah dan alam semesta. Tindakan utama Allah dalam Pentateukh (dan dlm PL) ialah keluarnya Israel dari tanah Mesir. Di sini Allah mendobrak pintu kesadaran Israel dan menyatakan diriNya sebagai Allah yg melepaskan. Pengertian-pengertian yg didapati dari penyataan ini memungkinkan mereka dengan pimpinan Musa untuk menilai ulang tradisi-tradisi leluhur mereka, dan melihat di dalamnya tindak kebijakan kasih Allah terhadap mereka bagaikan putik bunga, yg mulai mekar demikian indahnya dalam penyelamatan dari tanah Mesir. Sesudah membuktikan diriNya dengan penuh kekuasaan dan secara terbuka sebagai Tuhan dalam Keluaran, dibimbing-Nya Israel untuk menyadari realitas, bahwa Dia-lah Pencipta dan Pemelihara alam semesta dan Raja atas sejarah. Urutan di sini sangat penting: pengenalan akan Allah yg menyatakan kasih karunia, mendorong orang untuk mengerti akan Allah alam semesta. Bahwa Allah menunjukkan diriNya sebagai Penguasa alam semesta dalam tulah-tulah yg terjadi di Mesir, dan Pemelihara dalam perjalanan di padang gurun, tentu bisa mempengaruhi bangsa Israel untuk memandang Allah sebagai Tuhan alam semesta maupun sebagai Tuhan sejarah. Kasih karunia Allah tidak hanya dinyatakan dalam penyelamatan dan pimpinan-Nya, tapi juga dalam pemberian hukum Taurat dan dalam memprakarsai perjanjian itu. Janji ketaatan Israel, dan sumpah setianya kepada Allah dan kehendak-Nya, itulah jawaban Israel. Tapi jawaban itu sendiri pun adalah pemberian kasih karunia Allah. Sebab Dia, walaupun bebas dari kewajiban, yg menentukan kata-kata dari perjanjian dan menetapkan sistem korban-korban itu sebagai alat untuk menjembatani jurang yg memisahkan Dia dari umat-Nya. Kasih karunia Allah menuntut supaya Israel mutlak mengakui ke-Tuhan-an-Nya, dan supaya taat seutuhnya kepada kehendak-Nya dalam setiap segi kehidupan ini. Tuntutan ini penuh kasih karunia sebab mencakup apa yg baik untuk Israel, apa yg membantunya untuk menyadari kemungkinan apa sebetulnya yg sungguh terbuka baginya, dan apa yg tidak mungkin ditemuinya tanpa penyataan dari Allah. Dari mana pun asalnya Pentateukh, kitab ini ada di hadapan kita sebagai dokumen, yg di dalamnya terdapat kesatuan batiniah yg kaya. Pentateukh mencatat bahwa Allah menyatakan diriNya dalam sejarah, dan bahwa Dia-lah merajai sejarah. Pentateukh memberi kesaksian tentang respons Israel dan kegagalannya dalam memberikan respons itu. Kitab ini menyaksikan kekudusan Allah, yg memisahkan Dia dari manusia, dan tentang kasih-Nya yg penuh belas-kasihan, yg mengikat Dia kepada manusia berdasarkan ketentuan-Nya sendiri. Kepustakaan: A. T Chapman, An Introduction to the Pentateuch, 1911; G. Ch Aalders, A Short Introduction to t Pentateuch, 1949; O. T Allis, The Five Books of Moses, 1949; A Bentzen, Introduction to the Old Testament, 2, 1952, hlm 9-80; B. D Eerdmans, Alttestamentliche Studien, 1-4, 1908-1912; H. F Hahn, The Old Testament in Modern Research, 1956; Y Kaufmann, The Religion of Israel, 1960, hlm 153-211; W. J Martin, Stylistic Criteria and the Analysis of the Pentateuch, 1955; J. A Motyer, The Revelation of the Divine Name, 1959; A Noordtzy, 'The Old Testament Problem', BS, 1940-1941; C. R North, 'Pentateuchal Criticism', OTMS, hlm 48-83; N. H Ridderbos, 'Reversals of Old Testament Criticism', dalam Revelation and the Bible, red. C. F. H Henry, 1958; H. H Rowley, 'Moses and the Decalogue', BJRL 34, 1951, hlm 81-118; The Biblical Doctrine of Election, 1950; W Rudolph, Der 'Elohist'von Exodus bis Josua, BZA W 68,1938; P Volz dan W Rudolph, Der Elohist als Erzahler: ein Irrweg der Pentateuchkritik?, BZA W 63, 1933; J Wellhausen, Prolegomena to the History ofAncient Israel, ET 1885, cetak ulang 1957; G. E Wright, The God Who Acts, 1952; The Old Testament against its Environment, 1950; P. J Wiseman, Clues to Creation in Genesis, 1972; J. S Wright, How Moses Compiled Genesis: A Suggestion, 1946; E Robertson, The Old Testament Problem, 1950; R Brinker, The Influence of Sanctuaries in Early Israel, 1946; U Cassuto, The Documentary Hypothesis and the Composition of the Pentateuch, -1961; 1 Engnell, Critical Essays on the OT, 1970; K Koch, The Growth of the Biblical Tradition, 1969; M Noth, A History of Pentateuchal Traditions, 1972; R de Vaux, The Bible and the Ancient Near East, 1971. sumber: http://www.sarapanpagi.org/pentateukh-kelima-kitab-musa-vt7593.html
12:42:00   Posted by Pakdhe aswin with No comments

0 comments:

Post a Comment

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search